Film
yang diangkat dari memoar Yahudi Slovakia, Adolf Burger ini umumnya mengisahkan
tentang rencana Nazi –dengan nama Operasi Bernhard- untuk mengacaukan perekonomian
Inggris dengan jalan penyelundupan poundsterling palsu dalam skala
besar-besaran. Namun bagi saya The Counterfeiters (2007) adalah film dengan
maklumat bahwa seniman akan lebih mampu bertahan hidup dibanding bukan-seniman
dan dibalik kepengecutannya ternyata Heinrich Himmler juga bisa melakukan sesuatu
yang berguna.
The
Counterfeiters atau dalam bahasa aslinya Die Falscher (2007) dibuka dengan
seorang pria tanpa kumis yang membawa satu koper penuh terisi uang, check in
disebuah hotel diperkampungan Monako, berjudi di Kasino, meminum anggur,
bercinta, dan saya hampir lupa; sapaan petugas hotel yang diabaikan: "Apa ini
kunjungan pertama anda ke Monte Carlo?"
Pria
tanpa kumis yang dulu berkumis itu, Solomon Smolianoff alias Soloman "Sally" Sorowitsch, Yahudi kelahiran Ukraina yang pada 1922 kabur dari Rusia dikarenakan
ketidaktepatan posisi orang tua dalam Revolusi Rusia. Sorowitsch lantas menikah
di Italia, memutuskan untuk hidup di Jerman dan bekerja sebagai seorang pemalsu
sampai tertangkap oleh Friedrich Herzog, seorang aparat kriminal Berlin dari
Departemen Pemalsuan.
Pasca
penangkapan, Sorowitsch kemudian dikirim ke Kamp Konsentrasi Mauthausen di Linz,
Austria dan lebih-kurang lima tahun kemudian berkat kompetensinya, bersama-sama
dengan Adolf Burger, Kolya serta dua orang lainnya, Sorowitsch lantas
dipindahkan ke Kamp Konsentrasi Sachsenhausen di Oranienburg, Jerman. Di "Saxon’s
Houses" ini, Sorowitsch bertemu kembali dengan Friedrich Herzog yang sudah
dipromosikan menjadi sturmbannfuhrer schutzstaffel Nazi dibawah garis komando
Heinrich Luitpold Himmler.
Tidak
seperti tahanan-tahanan yahudi, komunis, atau homoseksual lainnya di Saxon’s Houses, oleh sturmbannfuhrer Herzog, Sorowitsch, Burger, Kolya dan beberapa
orang seniman –atau mengaku seniman- lainnya dipekerjakan pada Operasi Bernhard,
disuguhi rokok serta diberikan kasur empuk, poundsterling palsu yang berhasil
dibuat dihargai dengan satu papan tenis meja lengkap dengan bola dan bet plus kesempatan
satu minggu sekali untuk mandi.
Sebuah
kegemilangan bagi Sorowitsch, namun kemurungan bagi Burger. Berbeda dengan
Sorowitsch yang “realistis,” Adolf Burger adalah seorang “idealis,” martil, berdedikasi
atas komunisme, dan menangis saat bisa kembali melihat mesin cetak.
Ada satu
kejadian menarik yang mencikal pertemanan Sorowitsch dan Burger; ketika itu
Burger mendengar desas-desus bahwa dalam perjalanan menuju Saxon’s Houses, Sorowitsch
memberikan jatah makannya kepada Kolya, dan Burger berujar "… kau beri kawanmu
sepotong rotimu, … itu solidaritas" -didahului dengan kata-kata kriminal
sejati adalah para kapitalis penghisap tentu saja,- dan Sorowitsch menjawab "itu
sup."
Kejadian
ini memang tidak menjadikan Burger lantas sebagai Soekarno dan Sorowitsch
sebagai Hatta, namun dua motor ini menjadi penggerak inti Operasi Bernhard
untuk kemudian menjadi berselisih ketika sturmbannfuhrer Herzog menugasi mereka
membuat dolar palsu.
Tidak
banyak yang tahu memang sudut lain dari Perang Dunia II (1939-1945), yang bisa
berakhir lebih cepat dikarenakan keberhasilan Alan Turing memecahkan sandi
Enigma dan atau keputusan –yang diinisiasi Adolf Burger- dilematis Soloman Sorowitsch
untuk menunda-nunda mencetak dolar palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar