Seorang
kawan berkata seluruh harinya menjadi muram ketika selesai menyaksikan Oldboy
(2003), saya tak berkata ikut mengalami hal serupa, namun melihat bagaimana
Walter White berkelahi dengan istrinya (Skyler White) didepan anak laki-lakinya
(Walter White Junior) dimana diantara ketiganya ada seutas pisau dapur dan
seribu prasangka adalah peristiwa yang mengunyah emosi.
Dalam
keluarga ini, hanya ada kebohongan untuk menutupi kebohongan, "rumah gila" dalam bahasa adik Skyler (Marie Schrader), acuhkan sejenak pakem filsafat untuk
rumah Jawa, karena rumah gila yang dimaksud Marie benar-benar gila dalam makna
harfiahnya, bukan sekat-sekat pringgitan, krobongan atau pawon tapi kejeniusan
Vince Gilligan dalam menyelesaikan narasi besar Breaking Bad (dengan dua "B" Kapital).
Begitu
natural, begitu kekeluargaan.
Tidak
ada tokoh yang benar-benar baik atau benar-benar jahat disini, semua serba
berkekurangan; seperti manusia yang justru dari kekurangannya menjadi sempurna.
Breaking Bad seperti Josep Guardiola yang memilih berhenti melatih Barcelona
disaat yang tepat; 4 tahun untuk 14 trofi. 62 episod untuk serial televisi
dengan rating tertinggi Guinnes World Records.
Lekat
dalam ingatan, Breaking Bad adalah teaser-teaser ganas yang memprakondisikan dugaan-dugaan
liar. Apa hubungan nya bocah pengendara trail pengumpul laba-laba gurun dengan
Heisenberg legenda sabu.
Dalam
sebuah artikel yang diposting marketing.co.id tanggal 12 Juli 2004 (saya akses
30 April 2016 pukul 20.05 wita), Pakubuwono Residence mengiklankan apartemen
mewahnya di media cetak satu halaman penuh tanpa isi, sekali lagi tanpa isi selama
dua hari berturut-turut. Jenis teaser yang lain saya kira, namun apapun itu
saat ini agar tergelitik manusia cendrung menyukai informasi yang "tidak
lengkap."
Benarlah,
merayakan kehidupan tak jauh beda seperti melihat pertunjukan striptease.