Saya ingin memulai tulisan ini tepat dimana saya memulai menuliskannya; disebuah penginapan islami didaerah Caracas, yang saya maksudkan disini tentu saja bukan Kota Caracas tempat diikrarkan kemerdekaan Venuzuela tahun 1811 lampau, tapi desa Caracas (Kecamatan Cilimus
– Jawa Barat) yang menurut fiksi sejarahnya merupakan tempat ditemukannya tulang belulang ikan hidup bernama Caraca.
Sebelum itu,
dalam sebuah bus Luragung Jaya Non AC rute Baranangsiang – Kertawangunan,
Surat Kabar yang sempat dibredel dua kali (1965 dan 1978) memberitakan Samsudin (45
Tahun); mengayuh sepeda onthel selama 22 hari melewati
Jakarta-Lampung-Bengkulu-Jambi untuk mendongeng Badak Jawa/Sumatera kepada siswa(i) sekolah-sekolah
yang disinggahinya. Bagi saya, berita Samsudin lebih menggigit daripada berita Ali
Gufron Mukti yang mempersilahkan 10% dosen asing mengajar di Tanah Air atau berita penegakan hukum adat Dayak hasil Rapat Damai Tumbang Anoi tahun
1894 pasal ke-16 tentang Singer Sahiring.
Sebelum itu lagi,
Jane Margolis (diperankan Krysten Ritter) bersama Jesse Pinkman (Aaron Paul) menatap
My Last Door (1954) dengan khidmat sampai Jesse berkata "Yo, kukira akan lihat
vagina."
Georgia
Totto O’Keeffe, lahir tahun 1887 di lingkungan petani Wisconsin, dikenal kemudian sebagai ibu modernisme Amerika sebab
-meminjam istilah Jane- "melukis bermacam benda" tak terkecuali pintu.
"…
dan mengapa ada orang melukis sebuah pintu, berulang-ulang kali?" Tanya Jesse.
Saya sampaikan
ide dasar jawaban Jane: pencahayaan dan mood yang berbeda setiap kali melukis pintu
yang sama menghasilkan pintu yang tak sama, O’Keeffe melihat sesuatu yang baru tiap
kali melukis. Seperti hidup yang tak harus melihat matahari tenggelam hanya sekali,
sebab dalam hidup selalu ada pengalaman berbeda disetiap pengulangannya dan persis disanalah kita berjuang. Layaknya ikan Caraca
yang meski tinggal tulang tapi tetap terus menerus hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar