Penyair wanita kelahiran Amerika Ella Wheeler
Wilcox, pernah menulis “mendiamkan perbuatan dosa ketika kita harus
memprotesnya membuat seorang pengecut bukanlah manusia,” dan saya kira William
Oliver Stone tahu persis makna kata-kata itu.
Oliver Stone, sutradara yang kerap dituduh
kritikus mendistorsi sejarah dalam tiap film garapannya, membuka JFK (1991)
dengan kata-kata Ella diatas.
JFK atau John Fitzgerald Kennedy adalah
sebuah film yang tak hanya membincangkan Kennedy, tapi sebuah film padat dialog
yang penuh sesak dengan sudut pandang sejarah.
Sekilas Tokoh.
“Jack” Kennedy. September 1936 terdaftar
sebagai mahasiswa Harvard College dengan ketertarikan pada bidang filsafat
politik. 1940 berhasil menyelesaikan tesis dengan judul “Appeasement in Munich”
yang membahas tentang bagaimana partisipasi Britania Raya dalam sebuah
perjanjian yang dihadiri oleh Adolf Hitler, Benito Mussolini, Neville
Chamberlain dan Edouard Deladier untuk memutus nasib Cekoslovakia atau yang
kemudian lebih dikenal dengan Perjanjian Munich. Tahun 1941 terkena
diskualifikasi medis dari Angkatan Darat akibat penyakit punggung. Tahun 1953
atau ketika berumur 36 Tahun menikah dengan Jacqueline Bouvier yang mahir
berkuda. 20 Januari 1961 diambil sumpah sebagai Presiden Amerika Serikat ke-35
dengan pidato pelantikan “Semuanya tidak akan selesai dalam kurun seratus hari
pertama, tidak pula dalam seribu hari pertama, tidak juga dalam masa
pemerintahan ini, bahkan tidak dalam kurun hayat kita di planet ini.” 26 Juni
1963 menyampaikan pidato Ich bin ein Berliner (saya adalah warga Berlin) yang
isinya mengkritik dan memberikan contoh kegagalan komunisme. 22 Maret 1962
menghapuskan hukuman mati. 22 November 1963 ditembak sekali ditenggorokan,
sekali dipunggung atas, dan sekali dikepala.
Lee Harvey Oswald. Mempelajari literatur
Sosialis di rak-rak berdebu perpustakaan. Tahun 1959 pergi ke Moskow, 1960
menetap di Belarusia, menjadi seoarang Marxis, bekerja di pabrik televisi dan
menikahi perempuan kelahiran Rusia. Tidak puas dengan kehidupannya, 1962
kembali ke Amerika Serikat dan bekerja di Laboratorium Foto sambil menerima
edisi demi edisi Koran Partai Komunis Amerika “The Worker.” Meski belakangan
menjadi penggila Castro, banyak riset yang menyatakan Oswald adalah seorang
agen ganda dan tidak kebetulan apabila saya tidak mempunyai kapasitas untuk
lebih mendalami itu.
David Ferrie. Lahir di Cleveland, Ohio. Konon,
memiliki keterampilan lima bahasa berbeda, Menderita Alopecia Areata yang
menyebabkan hilangnya rambut dan meningkatnya berat badan. Tahun 1951 pindah ke
New Orleans dan bekerja sebagai pilot untuk Eastern Air Lines. Menggambarkan
diri sebagai seorang liberal, anti komunis, memusuhi Fidel Castro. Awal tahun
1961, menjadi “mitra bersemangat” eksil sayap kanan Cuba, Sergio Archacha
Smith. 22 Februari 1967 ditemukan tewas diapartemennya setelah meninggalkan dua
surat dimana salah satu suratnya berbunyi “bagi saya.. meninggalkan kehidupan
ini adalah prospek yang manis.”
“Jim” Garrison. Memperoleh gelar Sarjana Hukum
dari Tulane University Law School pada tahun 1949. Sempat bekerja dua tahun
untuk Federal Bureau of Investigation dibawah komando John Edgar Hoover. Kurun
waktu tahun 1954 s.d. 1958 bekerja di Firma Hukum Kerrigan & Stiles. 1961 terpilih sebagai Jaksa Wilayah (DA)
dengan selisih 6.000 suara melawan incumbent Richard Dowling.
Plot Cerita
Pukul 12.30 hari Jumat, 22 November 1963
Kennedy dibunuh di Dallas, Texas “oleh” (kata oleh dengan tanda kutip) Lee
Harvey Oswald. Dua hari setelahnya, tepatnya pada tanggal 24 November 1963,
Jacob Rubenstein atau yang lebih dikenal dengan nama “Jack Leon Ruby” menembak
mati Oswald dalam sebuah siaran langsung televisi.
Tragedi inilah yang menjadi tulang punggung
JFK, tragedi yang oleh Presiden Lyndon Johnson diselidiki via Komisi Warren
untuk kemudian menghasilkan laporan tahun 1964 setebal 888 halaman dengan
kesimpulan bahwa Oswald yang membunuh Kennedy dan Jack Rubby yang membunuh
Oswald tidak terlibat dalam suatu komploton. Namun demikian, meski
dipuji media mainstream sebagai suatu studi yang menyeluruh, oleh Jim Garrison
yang dengan telaten membaca halaman demi halamannya, Laporan Warren dianggap
penuh dengan kejanggalan-kejanggalan. Dengan bermodalkan film Abraham Zapruder
yang copy aslinya dibuat oleh Majalah LIFE tahun 1967, Jim lantas melakukan
investigasi mandiri dengan kesimpulan akhir yang justru lebih berwarna.
Empat Nilai yang Diwartakan JFK.
(1) Meski oleh kawan Jim, reputasi Willie O’Keefe
dianggap lebih rendah daripada air kencing buaya, kesaksian tetaplah kesaksian.
Atau secara lebih sederhana pepatah arab lama mengatakan undzur maa qoola wa la
tandzur man qoola (lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang
mengatakan). Untuk diketahui Willie O’Keefe adalah seorang pria yang menjajakan
pantat dan sekitarnya kepada pria.
(2) “…jika mereka bisa membunuh Presiden Amerika
Serikat.. kamu kira mereka akan berpikir dua kali untuk seorang gadis panggung
seperti aku?” –Baverly. Saya kira, inilah sikap dan argumen logis yang kita
temui secara terus menerus setiap harinya. Bermain aman, mengekor orang banyak.
dan Jim adalah sebuah kekecualian, Jim dengan kesadaran penuh memilih
menyimpang. “…aku paham tekanan yang kamu alami, jangan berpikir bahwa aku
tidak mengalaminya. Kita berdua mengalaminya” –Jim Garrison. Benar kata Seniman
Lekra, Mas Pram, “dalam hidup, hanya satu yang kita punya, yaitu keberanian.
Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?”
(3) Saya tidak tahu memulai nilai ketiga JFK ini
darimana, apakah dari de ja vu episod lumrah yang terjadi pada setiap laki-laki
yang memutuskan untuk menikah atau dari kutipan teolog Denmark abad ke-19, “terkadang,
cita-cita internal kita (keluarga) dapat menghalangi cita-cital sosial kita.” Namun
tak jadi soal benar saya pikir, karena pada kenyataannya Elizabeth Garrison
(istri Jim) tetap berujar “…kamu lebih peduli John Kennedy daripada keluargamu
sendiri, sepanjang hari anak-anak bertanya dimana Ayah? Apa yang harus
kukatakan pada anakmu?” dan Jim menjawab tegas “Aku tidak tahu… Kebenaran! Aku
melakukan pekerjaanku untuk memastikan mereka tumbuh dewasa di Negara dimana
keadilan tidak akan lenyap dan hanya berada didalam buku-buku sejarah. Seperti
Dinosaurus atau Atlantis.” Agak menggantung memang.
(4) Dalam sebuah percakapan dengan Jim, X
berujar: “Italia 48 kita menyerobot pemilu, Perancis 49 menghentikan pemogokan,
berada di Vietnam 54, Indonesia 58, dan Tibet 59.” Menarik saya pikir jika kita
coba telisik satu demi satu peristiwa yang terjadi di tahun-tahun tersebut.
-----
*Italia 48. Hari minggu tanggal 18 April 1948,
sebuah Pemilihan Umum diselenggarakan di Italia. Pemilu yang diantaranya diikuti
oleh Alcide De Gasperi (1881-1954) dari Partai Demokrasi Kristen, Palmiro
Togliatti (1893-1964) diusung oleh koalisi sayap kiri front demokratik popular
yang terdiri dari Partai Komunis Italia dan Partai Sosialis Italia, serta Ivan
Matteo Lombardo (1902-1980) bekas Sekretaris Partai Sosialis Italia era 1946
s.d. 1947 yang kemudian membentuk mandiri Partai Persatuan Sosialis. Akan
tetapi Pemilu ini tidaklah “italia” seutuhnya, Karena nyatanya persaingan yang
terjadi tidak hanya terbatas pada Gasperi, Togliatti, atau Lombardo, namun juga
melibatkan Uni Soviet dengan Amerika Serikat. Amerika yang khawatir –melalui Central
Intelligence Agency, CIA- kemudian ambil bagian dalam upaya besar-besaran
melemahkan demokrasi Italia 48, jika Pemilu berlangsung dengan cara yang salah,
dan apabila tindakan subversi gagal, maka akan dilakukan intervensi milter
secara langsung. Sebuah upaya untuk “menstabilkan Italia” katanya. Apa lacur, Italia
menjadi “stabil,” Alcide De Gasperi dengan Partai-nya memperoleh 48,51% suara,
Togliatti dan kamerad-kamerad Koalisi Kiri-nya 30,98% suara, sementara Ivan
Matteo Lombardo dengan Persatuan-nya hanya 7,07% suara.
**Perancis 49. Dari hasil penelusuran dan
akibat dari pengetahuan yang sedikit, saya tidak menemukan peristiwa yang
secara spesifik membahas tentang “pemogokan” di Perancis kurun waktu tahun 1949
–mungkin sidang pembaca dapat membantu,- hanya sedikit petunjuk dari tulisan
Marcel van der Linden tahun 1997 dengan judul Socialisme ou Barbarie (sosialisme
atau kebiadaban) yang dimuat dalam sebuah situs kiri tanpa hak cipta yang
kalimat lengkapnya saya kutipkan disini: “Selama periode 1947-49 terjadi
gelombang pemogokan diseluruh Negeri (baca Perancis), yang saat ini didukung
sepenuh hati oleh PCF (Partai Komunis Perancis) dan CGT (Federasi Serikat Buruh
Perancis). Pihak Sosial Demokrat, didalam kalangannya sendiri mencoba meredam
perlawanan pekerja. Secara keuangan mereka didukung CIA. Mereka berhasil
memecah CGT dan membentuk federasi serikat buruh yang lebih “moderat” (Force
Ouvriere). Meski kelompok ini tetap menjadi kelompok yang jauh lebih kecil
ketimbang CGT, banyak anggota serikat buruh mengalami demoralisasi karena perpecahan.”
Agak sedikit menyimpang memang, namun Linden justru membawa saya
kepengetahuan-pengetahuan mengasyikkan selanjutanya, mulai dari Tokoh Cornelius
Castoriadis (1922-1997) sampai kepada Monnet (1946-1950) dan Marshall Plan
(1947-1951).
***Vietnam 54. Pantas saja X hanya menyatakan
“berada” di Vietnam kepada Jim, karena pada dasarnya “berada” merupakan kata
yang tidak memiliki nilai hegemoni. Tahun 1954, Amerika berada di Vietnam,
lebih tepatnya di Vietnam Selatan yang mulanya dikuasai kaum nasionalis Vietnam
dibawah rantai imperialisme Perancis dengan Kaisar Bo Dai ditampuk atasnya,
sementara Vietnam Utara merupakan basis dari Viet Minh atau Liga Vietnam
Merdeka –sebuah wadah perjuangan kaum komunis Vietnam- yang dipimpin oleh Ho
Chi Minh. 7 Mei 1954, dibawah komando Jenderal Viet Minh, Vo Nguyen Giap,
Benteng Dien Bien Phu berhasil direbut. Jatuhnya Benteng ini berdampak langsung
pada semakin cepatnya proses Perjanjian Jenewa yang di tanggal 20 Juli 1954
(bedakan dengan Konvensi Jenewa 1949) menghasilkan garis besar kesimpulan
diantaranya “Vietnam dibagi menjadi dua Negara bagian dengan garis batas
lintang utara 17 derajat, dan untuk penyatuan Vietnam maka paling lambat bulan
Juli 1956 akan diadakan Pemilihan Umum dibawah pengawasan Komisi Internasional.”
Perjanjian tidak disikapi serius oleh kedua belah pihak. Vietnam Utara
menyerang Vietnam Selatan – Vietnam Selatan beranggapan Pemilu hanya propaganda
Komunis. Amerika Serikat yang sangat percaya dengan teori “domino” kemudian
menempatkan 460.000 pasukan, Jet Tempur F-105, dan 100 opsir dibawah Jenderal
Samuel Tankersley William untuk melatih tentara Vietnam Selatan. Namun, komunis
Vietnam Utara justru semakin kuat dan posisi John F. Kennedy semakin sulit.
Kennedy bersikeras, “Doktrin Kredibilitas” difatwakan, Kennedy ditembak mati di
Dallas. Lyndon B. Johnson naik menggantikan Kennedy, membentuk operasi “Oplan
34-A” yang pada akhirnya juga gagal. Perang kalah yang berkepanjangan dan
semakin tidak populer –bahkan dikalangan rakyat Amerika Sendiri- ini akhirnya
membuat Richard M. Nixon –pengganti L.B. Johnson- mengumumkan berakhirnya
Perang Vietnam pada tanggal 23 Januari 1973 dan menandatangani “Perjanjian
Paris” tanggal 27 Januari 1973 yang isinya antara lain menyatakan “menarik
pasukan Amerika Serikat dari Vietnam dan menyatukan kembali Vietnam selangkah
demi selangkah melalui cara-cara damai.”
****Indonesia 58. “Otonomi yang luas” dan “Perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah,” dua hal inilah yang sebenarnya menjadi latar
belakang. Dua hal ini pulalah yang kemudian yang memunculkan kronik Dewan Banteng
(20 Desember 1956), Dewan Gajah (22 Desember 1956), Dewan Garuda, Proklamasi
Permesta (2 Maret 1957), dan terutama pembentukan Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia/PRRI (15 Februari 1958). Gejolak Daerah dengan Pusat ini
terus dimonitor oleh Amerika Serikat, yang paling terkenal tentu saja adalah
kata-kata Dwight D. Eisenhower “Don’t let Sukarno get tied up with the
communists.” Adu taktik dilangsungkan, melihat gelagat Soekarno yang “agak
ke-kiri-kira-an,” CIA lantas memasok 42.000 pucuk senapan serbu untuk PRRI/Permesta,
membentuk “Task Force-75” yang bergerak ke Singapura dengan tujuan akhir lapangan
minyak California Texas Oil Company (Caltex) di Riau. Premis yang dibangun
adalah intervensi militer langsung dapat dilakukan untuk melindungi warga AS di
Caltex. Namun, sebelum sempat mendarat, 5 Batalion Marinir dan 2 Kompi RPKAD –kini
Kopassus- Indonesia sudah berhasil terlebih dahulu merebut Caltex. Di sudut
lainnya, tentu saja turut terlibat peristiwa penembak-jatuhan pesawat pembom
dan pengintai B-26 Invader (kini Douglas A-26 Invader) Amerika Serikat yang
dikemudikan oleh Alan Lawrence Poppe. Untuk diketahui, Alan Poppe yang penyendiri
ini ditahun-tahun sebelumnya pernah masuk ke kawasan Benteng Dien Bien Phu yang
telah dikepung ketat oleh Viet Minh untuk menerjunkan suplai makanan.
*****Tibet 59. Orang Tibet yang dalam mitosnya
merupakan hasil keturunan dari monyet dan batu raksasa adalah orang-orang yang
berada diantara dua peradaban kuno (Cina-India) yang dibatasi oleh pegunungan
Himalaya. Membicarakan Tibet tentu membicarakan Dalai Lama. Dalam bahasa
mongol, “dalai” berarti “lautan”, dan dalam bahasa Tibet, “Lama” berarti “Guru.”
Jadi jelaslah, jika –tidak seperti yang selama ini saya kira- “Dalai Lama”
adalah sebuah gelar pemimpin spiritual merangkap “kepala pemerintahan” Tibet
dan bukan nama. Dari hasil penelusuran, sampai saat ini setidaknya sudah
terdapat 14 orang Dalai Lama dengan nama mulai dari Geden Drub sampai Tenzin
Gyatso. Tenzin Gyatso inilah yang kemudian pada Tahun 1959 melarikan diri ke
India dan mendirikan pemerintahan Tibet dalam pengasingan. Tahun 1959 juga
dapat dibaca sebagai pemberontakan Tibet yang anti-Tiongkok dan anti-Komunis. Dalam
sebuah resensi buku Revolusi Tibet (2008) karya Nurani Soyomukti, Ahmad
Zaenurrofik yang juga menjadi Peneliti CSSR Surabaya, menyatakan “Tepatnya
tanggal 10 Maret 1959, rakyat Tibet yang kebanyakan para biksu yang disokong
secara finansial dan persenjataan oleh Amerika Serikat melalui CIA melakukan
pemberontakan. Pemberontakan tersebut gagal, tetapi perjuangan untuk menentukan
nasib sendiri tetap dilakukan melalui kampanye politik dengan tokoh utama Dalai
Lama (Tenzin Gyatso) yang berkeliling dan berkunjung ke Negara-Negara barat.” Dalam
kasus Tibet anda akan mendapatkan dua “fakta” berbeda serta saling berlawanan
yang di olah media. Pro dan Kontra Dalai Lama. Dan saya tidak punya niatan
untuk menuliskan itu, yang saya ingin tuliskan berikutnya adalah pernah ada
seruan pemboikotan oleh rakyat Cina agar tidak berbelanja di jaringan toko retail
(hypermarket) Carrefour. Pernah ada seorang profesor semiotik universitas
Bologna anak seorang ahli akuntan yang menyatakan “Kejahatan bisa muncul dari
Kesalehan.”
**
Kepustakaan:
- 8
Things You May Not Know About Lee Harvey Oswald, http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/biographies/oswald/8-things-you-may-not-know-about-lee-harvey-oswald/
diakses tanggal 9 Juni 2015 pukul 18.09 wita.
- Zapruder
Film, http://en.wikipedia.org/wiki/Zapruder_film
diakses tanggal 10 Juni 2015 pukul 22.37 wita.
- Italian
General Election, 1948, http://en.wikipedia.org/wiki/Italian_general_election,_1948
diakses tanggal 11 Juni 2015 pukul 16.37 wita.
- Noam
Chomsky, Memeras Rakyat: Neoliberalisme dan Tatanan Global (2005), Penerbit
Profetik, Halaman Ke-4.
- Marcel
van der Linden – Socialisme ou Barbarie: Sebuah Kelompok Revolusioner Perancis
(1949-65), http://anarkis.org/socialisme-ou-barbarie-sebuah-kelompok-revolusioner-prancis-1949-65/
diakses tanggal 11 Juni 2015 pukul 18.10 wita.
- Keterlibatan
Amerika dalam Perang Vietnam, https://jejakinspirasi7.wordpress.com/2014/06/25/keterlibatan-amerika-dalam-perang-vietnam/
diakses tanggal 12 Juni 2015 pukul 11.05 wita.
- Teori
Domino, http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_domino
diakses tanggal 12 Juni 2015 pukul 12.21 wita.
- Operation
34 A, http://en.wikipedia.org/wiki/Operation_34A
diakses tanggal 12 Juni 2015 pukul 12.36 wita.
- Cerita
Amriki di PRRI dan CIA di Permesta, https://serbasejarah.wordpress.com/2011/03/20/cerita-amriki-di-prri-dan-cia-di-permesta/
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 17.55 wita.
- Petrik
Matanasi, Prajurit-Prajurit di Kiri Jalan (2011), Trompet Book, halaman Ke-73.
- Sejarah
Perminyakan di Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Perminyakan_di_Indonesia
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 19.06 wita.
- Aktivitas
CIA di Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Aktivitas_CIA_di_Indonesia
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 19.28 wita.
- Task
Force 75, https://en.wikipedia.org/wiki/Task_Force_75
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 19.29 wita.
- Allen
Lawrence Pope, http://id.wikipedia.org/wiki/Allen_Lawrence_Pope
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 19.30 wita.
- Ahmad
Zaenurrofik, Tibet dalam Persaiangan Cina dan Amerika Serikat, http://esaipolitiknurani.blogspot.com/2008/06/resensi-buku-tibet-di-media-indonesia.html
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 21.09 wita.
- Nyanyian
Para Mantan Budak di Tibet dan Obor Oliampiade, http://www.sarapanpagi.org/nyanyian-para-mantan-budak-di-tibet-dan-obor-olimpiade-vt2025.html
diakses tanggal 13 Juni 2015 pukul 21.10 wita.