Minggu, 21 Juni 2015

The Counterfeiters (2007)

Film yang diangkat dari memoar Yahudi Slovakia, Adolf Burger ini umumnya mengisahkan tentang rencana Nazi –dengan nama Operasi Bernhard- untuk mengacaukan perekonomian Inggris dengan jalan penyelundupan poundsterling palsu dalam skala besar-besaran. Namun bagi saya The Counterfeiters (2007) adalah film dengan maklumat bahwa seniman akan lebih mampu bertahan hidup dibanding bukan-seniman dan dibalik kepengecutannya ternyata Heinrich Himmler juga bisa melakukan sesuatu yang berguna.

The Counterfeiters atau dalam bahasa aslinya Die Falscher (2007) dibuka dengan seorang pria tanpa kumis yang membawa satu koper penuh terisi uang, check in disebuah hotel diperkampungan Monako, berjudi di Kasino, meminum anggur, bercinta, dan saya hampir lupa; sapaan petugas hotel yang diabaikan: "Apa ini kunjungan pertama anda ke Monte Carlo?"

Pria tanpa kumis yang dulu berkumis itu, Solomon Smolianoff alias Soloman "Sally" Sorowitsch, Yahudi kelahiran Ukraina yang pada 1922 kabur dari Rusia dikarenakan ketidaktepatan posisi orang tua dalam Revolusi Rusia. Sorowitsch lantas menikah di Italia, memutuskan untuk hidup di Jerman dan bekerja sebagai seorang pemalsu sampai tertangkap oleh Friedrich Herzog, seorang aparat kriminal Berlin dari Departemen Pemalsuan.

Pasca penangkapan, Sorowitsch kemudian dikirim ke Kamp Konsentrasi Mauthausen di Linz, Austria dan lebih-kurang lima tahun kemudian berkat kompetensinya, bersama-sama dengan Adolf Burger, Kolya serta dua orang lainnya, Sorowitsch lantas dipindahkan ke Kamp Konsentrasi Sachsenhausen di Oranienburg, Jerman. Di "Saxon’s Houses" ini, Sorowitsch bertemu kembali dengan Friedrich Herzog yang sudah dipromosikan menjadi sturmbannfuhrer schutzstaffel Nazi dibawah garis komando Heinrich Luitpold Himmler.

Tidak seperti tahanan-tahanan yahudi, komunis, atau homoseksual lainnya di Saxon’s Houses, oleh sturmbannfuhrer Herzog, Sorowitsch, Burger, Kolya dan beberapa orang seniman –atau mengaku seniman- lainnya dipekerjakan pada Operasi Bernhard, disuguhi rokok serta diberikan kasur empuk, poundsterling palsu yang berhasil dibuat dihargai dengan satu papan tenis meja lengkap dengan bola dan bet plus kesempatan satu minggu sekali untuk mandi.

Sebuah kegemilangan bagi Sorowitsch, namun kemurungan bagi Burger. Berbeda dengan Sorowitsch yang “realistis,” Adolf Burger adalah seorang “idealis,” martil, berdedikasi atas komunisme, dan menangis saat bisa kembali melihat mesin cetak.

Ada satu kejadian menarik yang mencikal pertemanan Sorowitsch dan Burger; ketika itu Burger mendengar desas-desus bahwa dalam perjalanan menuju Saxon’s Houses, Sorowitsch memberikan jatah makannya kepada Kolya, dan Burger berujar "… kau beri kawanmu sepotong rotimu, … itu solidaritas" -didahului dengan kata-kata kriminal sejati adalah para kapitalis penghisap tentu saja,- dan Sorowitsch menjawab "itu sup."

Kejadian ini memang tidak menjadikan Burger lantas sebagai Soekarno dan Sorowitsch sebagai Hatta, namun dua motor ini menjadi penggerak inti Operasi Bernhard untuk kemudian menjadi berselisih ketika sturmbannfuhrer Herzog menugasi mereka membuat dolar palsu.

Tidak banyak yang tahu memang sudut lain dari Perang Dunia II (1939-1945), yang bisa berakhir lebih cepat dikarenakan keberhasilan Alan Turing memecahkan sandi Enigma dan atau keputusan –yang diinisiasi Adolf Burger- dilematis Soloman Sorowitsch untuk menunda-nunda mencetak dolar palsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar