and if I die as a partisano bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciaoand if I die as a partisanyou have to bury me...
but bury me up in the mountaino bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao...
Lirik
lagu “Bella Ciao” yang tidak diketahui dengan persis penulis nya ini, lazim
digunakan kaum kiri sebagai himne kebebasan nir perlawanan atas kaum kapital,
borjuis, dan fasis. Lagu ini pula yang menjadi lagu resmi sebuah klub sepakbola
yang bermaskas di Stadion Armando Picchi. Bersama dengan banner Che Guevara dan
bendera-bendera komunisme, Bella Ciao bergemuruh membuka laga-laga kandang Associazione
Sportiva Livorno Calcio.
A.
S. Livorno Calcio (selanjutnya cukup disebut Livorno atau Livorno Calcio), yang
didirikan tahun 1915 silam memang tim sepakbola menyejarah dengan prestasi
terbaik peringkat kedua Seri A Italia musim 1942/43, di Kota ini tercatat tanggal 21 Januari 1921, dipelopori teoritis politik
Antonio Gramsci dan kawan Amadeo Bordigo, dideklarasikan Partito Comunisto
Italiano (PCI) yang kemudian -setelah dilakukan pemenjaraan atas Gramsci oleh
Il Duce Fasis Benito Mussolini-, tongkat kepemimpinan PCI diestafetkan kepada Il
Migliore Palmiro Togliatti. Peristiwa bersejarah ini tak pelak membuat Livorno
sangat memusuhi SS. Lazio yang berkultur kanan kesayangan Mussolini.
Tradisi
ruang menyejarah memang mengental di Italia, masyarakat sana menyebut "Campanilismo," yang saya terjemahkan bebas sebagai kecintaan kewilayahan yang lantas
diidentifikasi menjadi ruang itu adalah kita. Oleh sebab itu, ruang kota
Livorno sebagai tempat pembaptisan komunisme dapat dibaca sebagai masyarakat
Livorno adalah masyarakat bapa Marxisme.
Livorno
keep the red flag flying high (25/01/2005) ujar tajuk berita surat kabar kiri
Inggris The Guardian. Sementara ujar sosiolog Marxis Italia, Antonio Toni Negri (06/2006), if you want to have fun, go see them. They are very original…nostalgic,
from the extreme left. Dan selayaknya kitab suci yang mempunyai nabi, Livorno
Calcio mempunyai Brigate Autonome Livornose (BAL), sekumpulan tifosi ultras kiri
Livorno yang dalam laga kandang acap kali menduduki tribun utara (Curva Nord) dibelakang
gawang.
Terbentuk
pada tahun 1999, BAL merupakan penggabungan kuartet kiri tifosi Livorno seperti
Magenta, Fedayn, Sbandati, dan Gruppo Autonomo yang mulanya berdiri
sendiri-sendiri. BAL inilah si tukang pengolah simbol spektakuler, membentangkan
bendera bintang merah atau palu arit, membuat t-shirt sebagai dedikasi hari
kelahiran Joseph Stalin, berpakaian militer layaknya Fidel Castro, menyanyikan bella
ciao, mengibarkan bendera Palestina saat bertemu tim Israel; Maccabi Haifa dan
masih banyak lagi peristiwa seksi yang dengan gamblang diterjemahkan utuh
penulis Indonesia di kolom-kolom olahraga media online.
BAL
juga yang memaki Silvio Berlusconi sebagai pedofil, menolak komersialisasi
sepakbola, dan me-maskotkan Cristiano Lucarelli. Kenapa Lucarelli? Mudah saja, karena
selebrasi Lucarelli dalam mencetak gol adalah membuka jersey tim dan
memperlihatkan kaos bergambar Che Guevara, Lucarelli juga yang bersama Livorno
menjadi top skor Seri-A musim 2004/05 dan melakukan charity match ke Cuba,
disamping itu, Mark Doidge, peniliti senior politik dan kultur sepakbola dari Universitas
of Brighton Inggris melalui hasil risetnya The Birthplace of Italian Communism;
Political Identity and Action Amongst Livorno Fans (dipublikasi online pada 19
Maret 2013) menyatakan, Cristiano Lucarelli symbolizes the “typical Livornese”.
Gregorious, amicable and openly political, Lucarelli reflects the young
masculine fans on the terrace.
Begitulah, Livorno adalah keseksian yang tak digemari tifosi prematur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar