Senin, 06 Juli 2015

Livorno dan Hantu-Hantu Komunisme

and if I die as a partisano bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciaoand if I die as a partisanyou have to bury me...
but bury me up in the mountaino bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao...

Lirik lagu “Bella Ciao” yang tidak diketahui dengan persis penulis nya ini, lazim digunakan kaum kiri sebagai himne kebebasan nir perlawanan atas kaum kapital, borjuis, dan fasis. Lagu ini pula yang menjadi lagu resmi sebuah klub sepakbola yang bermaskas di Stadion Armando Picchi. Bersama dengan banner Che Guevara dan bendera-bendera komunisme, Bella Ciao bergemuruh membuka laga-laga kandang Associazione Sportiva Livorno Calcio.

A. S. Livorno Calcio (selanjutnya cukup disebut Livorno atau Livorno Calcio), yang didirikan tahun 1915 silam memang tim sepakbola menyejarah dengan prestasi terbaik peringkat kedua Seri A Italia musim 1942/43, di Kota ini tercatat tanggal 21 Januari 1921, dipelopori teoritis politik Antonio Gramsci dan kawan Amadeo Bordigo, dideklarasikan Partito Comunisto Italiano (PCI) yang kemudian -setelah dilakukan pemenjaraan atas Gramsci oleh Il Duce Fasis Benito Mussolini-, tongkat kepemimpinan PCI diestafetkan kepada Il Migliore Palmiro Togliatti. Peristiwa bersejarah ini tak pelak membuat Livorno sangat memusuhi SS. Lazio yang berkultur kanan kesayangan Mussolini.

Tradisi ruang menyejarah memang mengental di Italia, masyarakat sana menyebut "Campanilismo," yang saya terjemahkan bebas sebagai kecintaan kewilayahan yang lantas diidentifikasi menjadi ruang itu adalah kita. Oleh sebab itu, ruang kota Livorno sebagai tempat pembaptisan komunisme dapat dibaca sebagai masyarakat Livorno adalah masyarakat bapa Marxisme.

Livorno keep the red flag flying high (25/01/2005) ujar tajuk berita surat kabar kiri Inggris The Guardian. Sementara ujar sosiolog Marxis Italia, Antonio Toni Negri (06/2006), if you want to have fun, go see them. They are very original…nostalgic, from the extreme left. Dan selayaknya kitab suci yang mempunyai nabi, Livorno Calcio mempunyai Brigate Autonome Livornose (BAL), sekumpulan tifosi ultras kiri Livorno yang dalam laga kandang acap kali menduduki tribun utara (Curva Nord) dibelakang gawang.

Terbentuk pada tahun 1999, BAL merupakan penggabungan kuartet kiri tifosi Livorno seperti Magenta, Fedayn, Sbandati, dan Gruppo Autonomo yang mulanya berdiri sendiri-sendiri. BAL inilah si tukang pengolah simbol spektakuler, membentangkan bendera bintang merah atau palu arit, membuat t-shirt sebagai dedikasi hari kelahiran Joseph Stalin, berpakaian militer layaknya Fidel Castro, menyanyikan bella ciao, mengibarkan bendera Palestina saat bertemu tim Israel; Maccabi Haifa dan masih banyak lagi peristiwa seksi yang dengan gamblang diterjemahkan utuh penulis Indonesia di kolom-kolom olahraga media online.

BAL juga yang memaki Silvio Berlusconi sebagai pedofil, menolak komersialisasi sepakbola, dan me-maskotkan Cristiano Lucarelli. Kenapa Lucarelli? Mudah saja, karena selebrasi Lucarelli dalam mencetak gol adalah membuka jersey tim dan memperlihatkan kaos bergambar Che Guevara, Lucarelli juga yang bersama Livorno menjadi top skor Seri-A musim 2004/05 dan melakukan charity match ke Cuba, disamping itu, Mark Doidge, peniliti senior politik dan kultur sepakbola dari Universitas of Brighton Inggris melalui hasil risetnya The Birthplace of Italian Communism; Political Identity and Action Amongst Livorno Fans (dipublikasi online pada 19 Maret 2013) menyatakan, Cristiano Lucarelli symbolizes the “typical Livornese”. Gregorious, amicable and openly political, Lucarelli reflects the young masculine fans on the terrace. 

Begitulah, Livorno adalah keseksian yang tak digemari tifosi prematur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar